fakta unik

fakta unik

Minggu, 08 Oktober 2017

History

Sejarah Extrakulikuler Kelompok Ilmiah Remaja ( KIR ) Di Indonesia


http://www.kirsalts.com





















A.    KELOMPOK ILMIAH REMAJA


1.    PENGERTIAN


        kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan serangkaian kegiatan yang menghasilkan suatu hasil yang disebut karya ilmiah. Karya ilmiah itu sendiri mempunyai arti sebagai suatu karya yang dihasilkan melalui cara berpikir yang menurut kaidah penalaran yang logis, sistematis, rasional dan ada koherensi antar bagian-bagiannya. Sebagai suatu kegiatan ekstrakurikuler di tingkatan SLTP, SMU, SMK , Madrasah bahkan Pondok Pesantren, Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) ini merupakan suatu organisasi yang sifatnya terbuka bagi para remaja yang ingin mengembangkan kreativitas, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini maupun masa mendatang.

2.    SEJARAH TERBENTUKNYA DI INDONESIA


       Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) atau Youth Science Club (YSC) awalnya dibentuk untuk remaja yang berusia sekitar 12-18 tahun oleh UNESCO pada tahun 1963, tetapi pada tahun 1970 batasan umur tersebut dirubah menjadi 12-21 tahun. Youth Science Club (YSC) di Indonesia dikenal dengan nama Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang terbentuk atas inisiatif remaja Indonesia sendiri. Diawali pada tahun 1969, Koran Harian Berita Yudha membentuk Remaja Yudha Club (RYC). Selanjutnya setelah difasilitasi oleh LIPI dan mengalami berbagai perkembangan, RemajaYudha Club berubah menjadi Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).

3.    TUJUAN


       Tujuan yang harus dicapai oleh anggota KIR secara individual adalah pengembangan sikap ilmiah, kejujuran dalam memecahkan gejala alam yang ditemui dengan kepekaan yang tinggi dengan metode yang sistematis, objektif, rasional dan berprosedur sehingga akan didapatkan kompetensi untuk mengembangkan diri dalam kehidupan.

4.    MANFAAT


      Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) yang dikembangkan di sekolah mempunyai berbagai manfaat bagi siswa, guru pembibing maupun bagi sekolah, antara lain sebagai berikut.

a.    Manfaat Kelompok IlmiahRemaja(KIR) bagi siswa adalah


1)    Membangkitkan rasa ingin tahu terhadap fenomen alam yang berhubungan dengan iptek;

 

2)    Meningkatkan daya nalar terhadap fenomen-fenomena alam;

 

3)    Meningkatkan data kreasi dan daya kreatif serta daya kritis;

 

4)    Menambah wawasan terhadap iptek;

 

5)    Meningkatkan keterampilan menguasai iptek;

 

6)    Meningkatkan minat baca terhadap iptek;

 

7)    Memperluas wawasan komunikasi melalui pengalaman diskusi, debat dan presentasi ilmiah;

 

8)    Mengenal cara-cara berorganisasi;

 

9)    Sebagai wahana untuk menempa kematangan sikap dan kepribadian;

 

10)    Mengenal sifat-sifat ilmiah, jujur, optimis, terbuka, pemberani, toleransi, kreatif, kritis, dan skeptis;

 

11)    Sebagai ajang uji coba prestasi dan prestise;

 

12)    Membuka kesempatan untuk mendapatkan prioritas melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

 


b.    Manfaat kelompok ilmiah remaja (KIR) bagi guru pembimbing



1)    Menambah wawasan ilmu penget ahuan secara luas;

 

2)    Menambah keterampilan membimbing kelompok ilmiah remaja;

 

3)    Meningkatkan rasa ingin tahu terhadap iptek;

 

4)    Meningkatkan minat baca terhadap iptek;

 

5)    Menambah pengetahuan dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah;

 

6)    Mengenal sikap-sikap dan perkembangan pribadi-pribadi siswa lebih mendalam;

 

7)    Meningkatkan kesejahteraan hidup.



c.    Manfaat Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) bagi sekolah adalah



1)    Memberikan nilai tambah dan nilai unggulan kompetitif bagi sekolah;

 

2)    Menambah keterampilan dalam mengelola dan mengembang-kan sekolah;

 

3)    Memperluas hubungan kerja sama dengan instansi lainnya;meningkatkan situasi dan kondisi sekolah yang kondusif untuk belajar;

 

4)    Menambah fungsi sekolah lanjutan/ menengah sebagai tempat pengembangan riset/ penelitian.



B.    MEMBENTUK KIR DISEKOLAH


       Ada beberapa hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam membentuk Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di Sekolah, diantaranya adalah waktu kegiatan KIR. Karena Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) merupakan kegiatan di luar jam pelajaran sekolah maka, kita harus cerdik dalam menentukan waktu kegiatan, baik untuk kegiatan yang memerlukan waktu yang panjang maupun waktu yang pendek. Setelah itu baru membentuk kelengkapan organisasi seperti kepengurusan, program kerja, pembimbing maupun penerimaan anggota, yang harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di sekolah masing-masing.

1.    MACAM KEGIATAN KIR


        Kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi KIR pada prinsipnya harus tidak mengganggu kegiatan akademik, dan diharapkan menuju pada profesionalisme. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh KIR agar lebih bervariasi terbentuk dalam dua skala, yaitu skala besar dan skala kecil. Adapun skala besar adalah seperti, pertemuan ilmiah, penataran dan pelatihan serta perkemahan dan wisata ilmiah. Sedangkan untuk skala kecil seperti, aktivitas keadminstrasian, aktivitas penerangan, pelaksanaan penelitian, presentasi karya dan aplikasi karya.

2.    PENDANAAN KIR  DISEKOLAH


       Masalah pendanaan yang kerap kali dijadikan perhatian khusus, dapat digali dengan kerja sama bersama sponsorship, dan dapat juga dianggarkan dalam Rencana Anggaran BelanjaSekolah (RABS), dari alumni/ alumna maupun persatuan orang tua siswa serta swadaya anggota melalui iuran anggota. Jadi, apabila ada komitmen yang kuat untuk menciptakan iklim ilmiah melalui kelompok ilmiah remaja, dapat dibangun kerangka yang cukup kuat secara perlahan dan pasti untuk mengatasi masalah pendanaan Pembinaan KIR Di Sekolah

3.    MEMBINA KEGIATAN MENULIS BAGI REMAJA


        Kegiatan menulis ilmiah merupakan suatu kegiatan yang oleh sebagian remaja diangap sulit, tetapi bukan berarti hal tersebut tidak dapat dipelajari. Beberapa faktor yang dirasa menghambat remaja dalam menciptakan suatu karya tulis adalah

a.    Merasa diri tidak mampu untuk menulis,

 

b.    Takut salah atau disepelekan orang Lain,

 

c.    Tidak berani menanggungresiko,

 

d.    Penyakit malas menulis, dan

 

e.    Menutup diri dari pengalaman dan gagasan baru.


Akan tetapi semua permasalahan dalam menciptakan suatu karya tulis diatas dapat diatasi dengan langkah sebagai berikut,

a.    Mulailah mencoba menulis sejak sekarang,

 

b.    Tentukan sasaran dan batas waktu penulisan,

 

c.    Hilangkan sikap membuat tulisan asal jadi dan merasa cepat puas,

 

d.    Yakinkan diri bila Anda mampu menulis seperti orang lain,

 

e.    Jangan mudah putus asa jika mendapatkan kritik, dan

 

f.    Pahamilah bahwa menulis sebagai suatu proses kreatif.


 

4.    KURIKULUM


       Perkembangan organisasi atau Kelompok Ilmiah Remaja dapat terus bertahan karena dipengaruhi beberapa hal, antara lain kurikulum, kebijaksanaan sekolah, pendanaan, kerjasama dengan institusi-institusi, dan sosialisasi hasil penelitian. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kini menggantikan Kurikulum 1994 lebih berorientasi kepada peserta didik daripada guru. Meskipun begitu, KBK tetap mengarahkan guru sebagai pengajar yang mandiri. Yang mana hal tersebut memberi dorongan dan kesempatan guru untuk memiliki krestivitas dan fleksibilitas dalam pengajaran, sehingga mengajak peserta didik untuk berdiskusi, kritis dan bereksplorasi sesuai dengan pengalaman hidupnya sendiri-sendiri. Maka, kemampuan tersebut dapat menjadi modal dasar untuk mengembangkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan kelompok ilmiah remaja.


5.    VISI, FUNGSI , TUJUAN KOMPETENSI ORGANISASI


     Visi pengajaran sains di sekolah dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah mempersiapkan siswa yang haus akan sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya. Adapun fungsi dari pengajaran sains adalah menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Mahakuasa; mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah; serta menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat.

      Sedangkan tujuannya adalah agar siswa memiliki pengetahuan dan metode ilmiah; memiliki pengetahuan dan keterampilan menerapkan prinsip sains; memiliki sikap ilmiah; memiliki keyakinan dan keteraturan alam ciptaan-Nya dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa; serta memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat dan operasi sains.

      Kompetensi umum sains untuk jenjang SMU adalah, mampu bersikap ilmiah, mampu menerjemahkan perilaku alam, mampu memahami proses pembentukan ilmu dan mampu memanfaatkan sains untuk menjelaskan prinsip sains pada produk teknologi. Adapun lima pendekatan yang perlu diperhatikan dalam menempatkan siswa sebagai pusat perhatian utama adalah:

a.    Empat Pilar Pendidikan


1)    mampu memperkaya pengalaman belajarnya,

2)    mampu membangun pemahaman dan pengetahuan terhadap dunia sekitar,

3)    mampu membangun jati diri, dan

4)    mampu memahami kemajemukan dan melahirkan sikap-sikap positif dan toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan hidup.

b.    Inkuiri Sains

     Pendekatan inkuiri sains adalah suatu pendekatan yang sangat menentang dan melahirkan interaksi antara yang diyakini anak sebelumnya terhadap suatu bukti baru untuk mencapai pemahaman yang lebih baik.

c.    Konstruktivisme


Pandangan Konstruktivisme menganggap semua peserta didik memiliki pengetahuan tentang lingkungan dan gejala alam di sekitarnya.


d.    Sains, Teknologi dan Masyarakat


     Dengan pendekatan ini, peserta didik dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan suatu karya teknologi sederhana yang diikuti dengan pemikiran untuk mengatasi dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi

e.    Pemecahan Masalah


1)    mengidentifikasi masalah dan merencanakan penyelidikan,

2)    memilih teknik, alat dan bahan,

3)    mengorganisasi dan melaksanakan penyelidikan secara sistematik,

4)    menginterprestasikan dan mengevaluasi pengamatan dan hasil penyelidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar